21 Agustus 2009

Menari di atas hujan

Pagi itu klinik sangat sibuk. Sekitar jam 9:30 seorang pria berusia 70-an datang untuk membuka jahitan pada luka di ibu-jarinya. Aku menyiapkan berkasnya dan memintanya menunggu, sebab semua dokter masih sibuk, mungkin dia baru dapat ditangani setidaknya 1 jam lagi.

Sewaktu menunggu, pria tua itu nampak gelisah, sebentar-sebentar melirik ke jam tangannya. Aku merasa kasihan. Jadi ketika sedang luang aku sempatkan untuk memeriksa lukanya, dan nampaknya cukup baik dan kering, tinggal membuka jahitan dan memasang perban baru. Pekerjaan yang tidak terlalu sulit, sehingga atas persetujuan dokter, aku putuskan untuk melakukannya sendiri.


Sambil menangani lukanya, aku bertanya apakah dia punya janji lain hingga tampak tergesa-gesa.

Lelaki tua itu menjawab tidak, dia hendak ke rumah jompo untu makan siang bersama istrinya, seperti yang dilakukannya sehari-hari. Dia menceritakan bahwa istrinya sudah dirawat di sana sejak beberapa waktu dan istrinya mengidap penyakit Alzheimer.

Lalu kutanya apakah istrinya akan marah kalau dia datang terlambat.

Dia menjawab bahwa istrinya sudah tidak lagi dapat mengenalinya sejak 5 tahun terakhir.

Aku sangat terkejut dan berkata, "Dan Bapak masih pergi ke sana setiap hari walaupun istri Bapak tidak kenal lagi?"

Dia tersenyum ketika tangannya menepuk tanganku sambil berkata, "Dia memang tidak mengenali saya, tapi saya masih mengenali dia, ‘khan?"

Aku terus menahan air mata sampai kakek itu pergi, tanganku masih tetap merinding, "Cinta kasih seperti itulah yang aku mau dalam hidupku."

Cinta sesungguhnya tidak bersifat fisik atau romantis. Cinta sejati adalah menerima apa adanya yang terjadi saat ini, yang sudah terjadi, yang akan terjadi, dan yang tidak akan pernah terjadi.

Bagiku pengalaman ini menyampaikan satu pesan penting: Orang yang paling berbahagia tidaklah harus memiliki segala sesuatu yang terbaik, mereka hanya berbuat yang terbaik dengan apa yang mereka miliki. " Hidup bukanlah perjuangan menghadapi badai, tapi bagaimana tetap menari di tengah hujan."

3 komentar:

  1. Ya, ampuun, bagus banget nih creritanya Mas Ali, sang Pemilik blog. Tahun 2009 sudah bisa membuat cerita yang begitu menyentuh. Seperti itulahg cinta sejati. Bunda suka alur ceritanya.

    BalasHapus
  2. Mas Ali, adiknya Yudy, bunda tertarik banget baca postingan ini yang judul Menari di Atas Hujan. Bagus banget, mengharukan. Coba buka URL bunda ya http:L//goodcrab-personal.blogspot.com -- di situ bunda singgung soal blog Ali lho, trus bunda kasih link ke URL Ali. Temen2 bunda pada kagum baca postingan itu. Ayo, jangan bilang gak ada waktu, dilanjutkan nge-blognya, kan bisa juga dipake untuk iklan usaha ali. Ciyuus nih, pikirkan dan lakukan usul bunda ya. Aktifkan kembali blognya. Salam semangat.

    BalasHapus